Pergi, silakan pergi

"Hai, maaf, aku sedang sibuk sekarang, kembalilah nanti."

Bukan apa-apa, aku hanya sedang menyibukkan diri, demi membunuh rasa rindu ini.
Rindu padamu mu yang seolah menghilang terlempar jauh dari bumi, medarat di planet tanpa nama, tanpa cahaya dan senada bunyi. Atau mungkin ditelan laparnya bumi.
Lalu aku rindu, melihat paras kandis, gaya stylist dan suara serindai.
Tapi apa daya, bahkan jika kau dimutasikan kembali, dimuntahkan oleh bumi demi mencabik rasa rindu yang menggerayangi. Aku tidak peduli. Rasanya ingin sekali pergi, tapi entah dengan apa dan bagaimana.
Yang sekarang ada hanya berusaha menyibukkan diri, membunuh rindu ini. Karena aku sadar, kini ada yang lain. lebih baik dengan tampilan lebih menarik dan apik, membuatmu berlalu pergi.


Tapi tiba-tiba kau kembali. Bosan katamu dengannya. Jengah. Kau kembali dan berkata akan menumbuhkan sayapku, mengecam badai dan menghalau keluh yang ada di hati.
Tapi kini 'tak bisa lagi. Lihat sayapku basah, lengganku terpasung, bahkan kehadirannmu terlihat samar.

Ya sudah...
Lebih baik kau pergi, dan aku tetap disini, menyibukkan diri.
Mungkin kau sudah tahu bahwa aku tidak mungkin pergi, karena terpenjara oleh rindunya hati.
Kau 'tak perlu repot-repot berpikir tentang apa yang 'kan terjadi. Padaku.
Aku sudah cukup bahagia disini.

"Pergi ... Silakan pergi."

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar